• Selamat Datang di Blog Gerakan Papua Mengajar

    Senin, 23 Juni 2014

    Mama, Doakan Kami

    kami, setelah Ibadah Sekolah Minggu
    Malam itu (14/07/2013) lalu, bersama Mama-mama dari Pasar Youtefa, Pasar malam Cigombong, Pasar Hamadi dan Mama-Mama penjual sayur dari pinggir jalan Expo dan depan Kampus UNCEN melakukan pertemuan bersama dipasar sementara jalan Percetakan-Jayapura. Pertemuan itu difasilitasi oleh Robert Jitmau, kordinator Koperasi Mama Papua (KOMPAP) dan Ibu Pdt. Dora Balubun, koordinator Solidaritas Pasar Mama Papua (SOLPAP). 

    Dalam perjalanan menuju jayapura, kami berbagi cerita  bersama Mama-mama dari pasar Youtefa, Expo dan pasar Cigombong di didalam truk barang milik KOMPAP.

    Tanpa membedakan asal dan tempat jualan mereka, Mama-Mama ini menumbuhkan kebersamaan dan masing-masing bercerita mimpi yang sama. Mimpi mempunyai pasar permanen khusus untuk Mama Papua.

    “Kenapa torang tra bisa bersaing dengan Jawa, Bugis, Makasar dong? Memangnya torang tra mampu ka? Pemerintah dorang lebih percaya mereka jadi! Coba berikan kami kepercayaan sekali saja, pasti torang bisa”. Kata mama dari pasar youtefa.
     
    Seolah sumbu kompor dipasang api, Semua mama dalam trek angkat bicara. Telinga tra mampu dengar, rasanya ribut sampai dorang tra baku dengar sendiri. di pasar adalah tempat mereka sandarkan hidup. Meski cerewat mulutnya tapi mimpi besar juga dorang pikirkan bersama untuk menyatakan bahwa papua juga mampu dalam berbagai aspek terlebih di bidang ekonomi. 

    Sesampai di pasar, kordinator KOMPAP dan SOLPAP pertemukan mama-mama ini. Hujan pun  mengguyur dan kami takut keluar dari pasar dan sekitar jam 11 malam kami diantar kembali. Dalam perjalanan mama di samping saya  berkata “terima kasih anak” ucapan itu diucapkan kepada saya

    Kenapa mama? Tanya saya. 
    “di rumah, saya punya anak dua selalu bilang kamu dua (agus dan Yona) biasa ajar anak-anak di buper jadi! Jawab mama pelan.

    mama pu anak tu, namanya siapa? saya tanya.

    “Itu, Supri dan Yosua. Dong dua tu saya punya anak”. Jawab mama

    Saya duduk dan diam, nampaknya kedua anak itu cerita aktivitas kami kepada orang tuannya.

    “Anak, sebenarnya saya ingin anak-anak sekolah dan menjadi pintar tapi kondisi  kami seperti ini. Pagi-pagi harus kerja ke kebun, sorenya jualan. Saya dan paitua tu tidak sekolah, mau ajar anak-anak tapi kami tidak tahu A, B” lanjut Mama Supri.

    “Saya mau bilang anak-anak belajar tapi saya hanya tahu berkebun….” mama diam sambil tarik nafas panjang. tidak ada orang yang perhatikan anak-anak. lanjut mama.

    Tidak tahu perkembangan anak-anak ini kedepan. Sebenarnya saya mau perhatikan anak saya tapi nanti kami makan apa? Tidak ada makanan kalau saya tidak jualan. Anak, tolong ajar anak-anak itu eeeee………….”


    “Mama, doakan kami eeeee”  (Agus)
    kami di Puncak bukit

    kami di Gua Maria
    kami dipuncak bukit
    gaya kami di Gua Maria

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Youtube GPM

    Instagram GPM