Aktivitas belajar di rumah Kebai, Kotaraja. |
Mata hari sudah jemput gelapnya malam. Kami langsung ke lapangan yang ada di samping kali Woroth, tempat anak anak bermain bola. Jhon Degei sedang bermain sendirian sedangkan anak lainnya tidak tahu kemana.
Kami
bertiga ke honai belajar, dibukit yang penuh karang itu.
Saya
: Niponus ko mau kemana?
Nopinus
: Ahh saya dari
atas (honai belajar) mau pulang, saya pikir kaka dong tra datang jadi..!
Saya : owwwww, kami ada datang ni, ayo tong naik belajar. Truss....anak-anak lain kemana?
Saya : owwwww, kami ada datang ni, ayo tong naik belajar. Truss....anak-anak lain kemana?
Nopinus
: Mereka sedang main di gereja.
Nopinus
lari tinggalkan kami dan mengajak
anak anak disamping gereja itu untuk
ke honai belajar.
Nia
yang sementara bermain itu ajak
anak lain untuk berhenti kemudian mereka
langsung lari ke rumahnya diam-diam.
Tera
datang mendekat dan berkata “Kaka kita belajar Matematika tooo” . Iya adik,
jawab saya pendek.
Kami duduk bersama di honai belajar itu.
Dan saya minta mereka ambil buku dan alat tulis.
Saya
: Yosian,
ko ambil buku catatan di Darwinda pu rumah,
Jhon juga ikut, ambil papan.
Kami
bagi dalam dua kelompok, anak-anak
kelas 1 dan 2 ditangani oleh Ory dan
saya tangani anak kelas 3, 4 dan SMP. Untuk anak kelas 3, 4, dan SMP belajar
jam. Saya menggambar jam di papan tulis. Saat bertanya kepada Yosina, Tera, Sepina dan Nia, mereka sudah pernah belajar sejak kelas 2 tetapi mengajak
untuk belajar kembali.
Saya
tunjukan gambar jam dengan jarum jam yang
telah dituliskan dipapan kemudian
bertanya pada mereka tetapi mereka diam.
Mengarahkan jarum jam ke angka lain
tetapi masih belum jawab juga.
Saya
: Waahhh… katanya sudah pernah belajar, kenapa pada diam semua? Yang SD Kelas 3, 4
diam dan yang SMP juga diam. sudah
lupa atau bagaimana…..? Atau
anak anak tidak
paham ketika guru di sekolah mengajar?
Saya
banyak bertanya,
tidak bermaksud untuk menyalahkan anak anak dan juga guru
mereka di sekolah dan orang tua. Ini
soal dan
harus ajar
mereka supaya tahu, meski kawatir kalau anak lainnya
juga sama nasibnya,
semoga tidak demikian.
Kami
belajar cara membaca jam, kemudian beri tugas untuk dikerjakan
tetapi Yosina, Tera dan Sepian masih belum
mengerti. Saya pun jadi bingung, Tengah kebingungan itu Echa datang.
Saya
meminta Echa mendampingi anak anak kelas 3 dan mereka membentuk kelompok
sendiri dan mereka kembali belajar jam lagi.
Mata
hari tenggelam, gelap su datang. kami diterangi dengan lampu dari rumah di
samping honai belajar. Kami pun mengakhiri kegiatan belajar dengan doa.
26 Februari 2015
Agus Kadepa
26 Februari 2015
Agus Kadepa
2 komentar:
Di kam pu honai belajar trada lampu ka?
baru tra bisa sambung dari dong pu orang tua pu rumah??
ah sama saja...
pace Papuatraveling, terima kasih atas komentarnya.
satu hal yang kami sampaikan kepada kawan bahwa butuh proses dan penyadaran pada masyarakat dalam kerja sosial. tidak semudah balikan telapak tangan.
dalam situasi papua saat ini, semua kerja kemanusiaan pun dipandang dengan kaca mata politik sehingga simpati masyarakat akan kemanusiaan memudar. apalagi kerja kerja itu dianggap memiliki banyak uang.
suatu saat nanti pasti kami belajar dengan bantuan cahaya lampu.
terima kasih.
Posting Komentar